Wednesday, February 27, 2013

Ikebana (Tugas Metode Penelitian)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Jepang adalah sebuah negara di bagian Asia Timur yang  memiliki keunikan tersendiri di antara negara – negara di sekitarnya. Dalam perkembangan sejarahnya, Jepang mendapat pengaruh kuat dari negara China baik dari segi pengetahuan, pemerintahan, kepercayaan juga kebudayaan.

Menurut Suryohadiprojo (1982:192-193), rakyat Jepang pada dasarnya konservatif yaitu suatu bangsa yang berusaha memelihara dan meneruskan nilai – nilainya sendiri. Tetapi di lain pihak, sifat rakyat Jepang menunjukkan naluri yang amat kuat untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Karena itu ia didorong untuk menerima atau bahkan mengambil hal – hal baru dari luar, jika hal – hal itu dirasakan bermanfaat untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
Menurut Koentjaraningrat dalam Takari, dkk (2008:5) mengatakan bahwa konsep tentang kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar.

Keindahan merangkai bunga ala Jepang ini memiliki keindahan tersendiri yang terkadang sulit dipahami oleh orang – orang  yang belum begitu mengenalnya. Ikebana adalah sepenuhnya sebuah seni yang tidak mudah, tetapi bukan berarti sebuah rahasia yang sulit untuk dipelajari. Kreatifitas yang tinggi di lapangan adalah tepat dan kunci keberhasilan para ahli yang terampil. Dengan waktu yang relative sedikit masih memungkinkan siapa saja membuat rangkaian Ikebana yang indah. Akan tetapi untuk menuju pada rangkaian bebas membutuhkan pengetahuan dan tehnik yang biasanya hanya akan dimiliki oleh seorang Master.

Berdasarkan keterangan dan penejelasan di atas, maka penulis berminat untuk membahasanya melalui penelitian yang berjudul “ Kebudayaan Ikebana dalam Kehidupan Masyarakat Jepang”.

1.2   Perumusan Masalah
Pembahasan dalam tulisan ini berhubungan dengan kebudayaan. Kebudayaan tidak sama dengan budaya. Kebudayaan lebih bersifat konkret atau nyata dibandingkan budaya. Budaya adalah sesuatu yang semiotic, tidak kentara atau yang bersifat laten.

Menurut Ienaga Saburo dalam Situmorang (2006:2-3) membedakan kebudayaan dalam dua pengertian yaitu kebudayaan dalam arti luas dan kebudayaan dalam arti sempit. Dalam arti luas, kebudayaan adalah seluruh cara hidup manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Dia menjelaskan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hal yang bukan ilmiah. Oleh karena itu, Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang sifatnya konkret yang dapat diolah manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan pengertian kebudayaan dalam arti sempit, menurut Ienaga adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, system kepercayaan dan seni.  Oleh karena itu, pengertian kebudayaan dalam arti sempit menurut Ienaga adalah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara.

Contoh dari budaya Jepang adalah seperti budaya senioritas atau dalam bahasa jepang disebut nenkoujoretsu, budaya malu yang diwujudkan dalam budaya yang taat aturan dan disiplin. Sedangkan contoh dari kebudayaan Jepang adalah seperti origami, ikebana, chanoyu dan lain sebagainya.

Disini penulis mengambil salah satu contoh kebudayaan yang dijadikan sebagai bahan penelitian yaitu Ikebana. Ikebana merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang begitu dikenal di seluruh dunia dan tersebar di berbagai negara. Ikebana selain sebuah seni, sekarang juga sudah menjadi pekerjaan atau mata pencarian bagi kaum perempuan dan laki – laki.

Terkadang sulit memahami keindahan dari ikebana itu sendiri dilihat dari seni merangkainya. Sebab di dalam ikebana terdapat berbagai macam aliran yang masing – masing mempunyai cara tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga.
Sehubungan dengan hal tersebut permasalahan penelitian ini hendak menjawab pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut:
-          Bagaimana sejarah munculnya ikebana?
-          Bagaimana fungsi ikebana dalam kehidupan masyarakat Jepang saat ini?

1.3   Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam pembahasan disini, penulis memberikan pembatasan ruang lingkup permasalahan yang dianggap perlu agar masalah penelitian tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh dari pembahasan sehingga masalah yang akan dibahas dapat lebih terarah dalam penulisannya.

Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada Makna Ikebana dalam kehidupan masyarakat Jepang. Dan untuk mendukung penulisan penelitian ini, maka penulis akan menambahkan penguraian sejarah singkat lahirnya ikebana serta beberapa aliran ikebana yang terbentuk oleh beberapa tokoh ikebana pada masanya.


1.4   Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1          Tinjauan Pustaka
Ikebana adalah seni merangkai bunga ala Jepang yang memanfaatkan berbagai jenis bunga rumput – rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Ikebana telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa Jepang, Ikebana juga dikenal dengan istilah kadou (ka: bunga, do: jalan kehidupan) yang lebih menekankan Merangkai bunga Ikebana tidak hanya sekedar dan semudah menempatkan bunga – bunga ke dalam vas (container), akan tetapi merupakan bentuk disiplin seni dimana merupakan rangkaian yang hidup yang menyatu antara kejiwaan manusia dengan alam sekitarnya, dengan kata lain Ikebana adalah sebuah philosofi untuk lebih dekat dengan alam.
Ikebana juga adalah sebuah ekspresi yang kreatif dalam bingkai aturan untuk membuat rangkaiannya. Materi yang digunakan antara lain: ranting – ranting, daun – daun, bermacam – macam bunga dan rerumputan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah kombinasi warna, bentuk alamiah dan lain – lain. Sebagian besar perangkai Ikebana adalah dari kaum perempuan, tetapi ada juga dari kaum lelaki yang suka merangkai Ikebana, bahkan ada beberapa perangkai Ikebana laki – laki yang handal.

 Menurut literature klasik seperti Makuro no soushi y ang bercerita tentang adat istiadat Jepang, tradisi mengagumi bunga dengan cara memotong tangkai dari sekuntum bunga sudah dimulai sejak zaman Heian. Awalnya, bunga diletakkan di dalam wadah yang sudah ada sebelumnya, dan kemudian baru dibuatkan wadah khusus untuk vas bunga.

Ikebana sebagai salah satu seni tradisional di Jepang  sudah dikenal lebih dari 600 tahun yang lalu. Bermula sebagai acara ritual agama Budha dalam rangka memberikan persembahan bunga kepada arwah leluhur. Ikebana berkembang bersamaan dengan perkembangan agama Buddha di Jepang di Abad ke – 6.  Namun ada juga penelitian yang mengatakan Ikebana berasal dari tradisi animism orang zaman kuno yang menyusun kembali tanaman yang sudah dipetik dari alam sesuai dengan keinginannya. Di zaman kuno, manusia merasakan keanehan yang terdapat pada tanaman dan menganggapnya sebagai suatu misteri.

Berbeda dengan binatang yang langsung mati setelah diburu, buang atau bagian tanaman yang sudah dipetik dari alam bila diperlakukan dengan benar tetap mempertahankan kesegaran sama seperti sewaktu masih berada di alam. Manusia yang senang melihat ‘keanehan’ yang terjadi kemudian memasukkan bunga atau bagian tanaman yang sudah dipotong ke dalam vas bunga. Manusia zaman kuno lalu merasa puas karena menganggap dirinya sudah berhasil mengendalikan peristiwa alam yang sebelumnya tidak bisa dikendalikan oleh manusia.

Sejak sekitar pertengahan abad ke -15, Ikebana berubah statusnya dari yang sebelumnya sebagai symbol keagamaan menjadi bentuk seni yang bebas. Yang kemudian lambat laun sejalan dengan perjalanan waktu, tumbuh sekolah – sekolah Ikebana, terjadi perubahan gaya dan menjadi lebih sederhana untuk semua lapisan masyarakat  Jepang.


1.4.2          Kerangka Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variable, defenisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variable, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Teori merupakan kesimpulan yang diambil dari hubungan antara fakta satu dengan fakta lain.

Menurut Moeliono dalam Sangidu (2007:13), teori merupakan asas atau hukum – hukum umum yang menjadi dasar (pijakan pedoman, tuntutan) suatu ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, teori merupakan aturan (tuntunan kerja) untuk melakukan sesuatu.
Pembahasan tentang Ikebana, erat hubungannya dengan sejarah Jepang. Sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan – keadaan atau fakta – fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. Maka dari itu, pembahasan masalah dalam penulisan ini menggunakan pendekatan sejarah.

        Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan sejarah, penyelidikan yang kritis terhadap keadaan – keadaan, perkembangan serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati – hati tentang bukti validitas dari sumber sejarah serta interpretasi dan sumber – sumber keterangan tersebut.

Menurut Gilbert J. Garraghan, penelitian sejarah adalah seperangkat aturan – aturan dan prinsip – prinsip yang sistematis untuk mengumpulkan sumber – sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan menyajikan sintesis dari hasil – hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis.

Selain menggunakan pendekatan sejarah, penulis juga menggunakan pendekatan semiotic. Semiotic atau semiologi. Menurut Segers dalam Sangidu (2007:18) semiotic merupakan suatu disiplin yang meneliti semua bentuk komunikasi selama komunikasi itu dilaksanakan dengan menggunakan tanda  yang didasarkan pada system – system tanda atau kode – kode. Di dalam kehidupan yang termasuk tanda atau kode adalah karya seni, pakaian, meja, dan sebagainya.

1.5   Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1          Tujuan Penelitian
Penelitian ini disusun berdasarkan pokok permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, memiliki beberapa tujuan, yakni:
1.       Untuk mengetahui secara jelas awal mula atau sejarah dari seni merangkai bunga dari Jepang atau Ikebana
2.       Untuk mengenal budaya Jepang melalui salah satu kebudayaannya.
3.       Untuk mengetahui secara jelas bagaimana fungsi dan makna Ikebana dalam kehidupan masyarakat Jepang.

1.5.2          Manfaat Penelitian
Karya tulis yang berupa penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi pihak – pihak tertentu, yakni:
-           Bagi penulis sendiri, sehingga memberikan wawasan dan informasi mengenai sejarah perkembangan Ikebana dan penerapannya atau fungsi Ikebana tersebut dalam masyarakat Jepang.
-          Memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan mahasiswa Sastra Jepang pada khususnya tentang fungsi Ikebana dalam kehidupan masyarakat Jepang
-          Dapat menjadi sumber ide dan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya maupun kepada masyarakat umum yang memiliki ketertarikan khusus terhadap Ikebana.

1.6      Metode Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dan  historis. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yg diselediki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan subjek/ objek peneliitiann  pada saat sekarang berdasarkan fakta – fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan metode penelitian historris adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan – peninggalan baik untuk memahasmi kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu terlepas dari keadaan masa sekarng.

1.7      Personalia Peneliti
Nama                    : Rohana Uli Pakpahan
N.I.M                    : 090708034
P.studi                  : Sastra Jepang
Pekerjaan           : Mahasiswa











Daftar Pustaka

No comments:

Post a Comment